Ayat Bacaan: Matius 26:1-5 (TB)

1 Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: 

2 "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."

3 Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas,

4 dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. 

5 Tetapi mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."

 

Matius 26:14-25 (TB)

14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 

15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.

16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 

17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"

18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."

19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 

20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 

21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."

22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" 

23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 

24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

 

Perenungan:

Sekalipun Ia mengetahui bahwa penangkapan dan penyaliban-Nya oleh para pemimpin agama yang telah bersengkongkol menentang-Nya akan segera terjadi dan salah satu dari murid-Nya yang bernama Yudas akan mengkhianati-Nya, Yesus dapat menghadapinya dengan tenang menjelang akhir hidup-Nya. Meskipun manusia membuat rencana mereka sendiri, rencana Tuhan selalu menang. Tidak ada yang bisa menghalangi apa yang telah Dia rencanakan. Dan tidak ada yang lebih utama dalam rencana kekal Allah selain bahwa Yesus, Anak Manusia, akan diserahkan untuk disalibkan. 

 

Perjamuan terakhir di malam Paskah memiliki makna simbolis yang menunjukkan tujuan dari kematian Yesus. Paskah merupakan perayaan tahunan tentang pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir. Sedangkan kematian Yesus akan menjadi Paskah yang baru. Mereka yang percaya pada-Nya mengalami kebebasan yang sejati – pembebasan dari perbudakan dosa. Sebagai hasilnya, mereka menikmati hak istimewa untuk hidup dalam kebebasan kasih-Nya selamanya.

 

Ketika hidup terasa kacau, ketika segalanya tampak tidak teratur, ketenangan sejati dapat ditemukan dengan mengingat pengalaman Yesus sendiri di akhir hidup-Nya. Meskipun manusia “berhasil” melaksanakan rencana mereka, namun mereka tidak dapat menghalangi rencana penebusan Allah. 

 

Sungguh menenangkan bila kita memahami bahwa tidak ada yang bisa menggagalkan rencana-Nya. Ia bekerja dalam segala hal untuk tujuan-Nya yang mulia. Dengan memandang kepada apa yang telah Kristus lakukan di atas kayu salib, kita menemukan hal yang utama dalam rencana Allah untuk kita. Melalui kematian Kristus kita mendapatkan hidup, melalui darah-Nya yang tercurah bagi kita, kita mengalami kemerdekaan dari perbudakan dosa dan kebebasan untuk hidup dalam kasih-Nya.

 

Pertanyaan Reflektif:

  • Apakah hidup yang jalanin sudah selaras dengan kehendak Allah atau saya hanya mengikuti kehendak saya dan mengabaikan rencana-Nya?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya melalui perenungan hari ini?

         

Doa

Bapa, saya berterima kasih karena Engkau berdaulat mengendalikan kehidupan setiap kami umat-Mu. Pimpinlah saya untuk semakin mengenal bahwa Engkaulah yang seharusnya menjadi pusat dalam hidup saya. Mampukan saya  melalui Roh-Mu yang kudus, untuk selalu percaya pada Kristus, agar saya dapat mengalami kebebasan yang sejati. Dalam nama Kristus, Amin.